BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan
ziarah wisata di MA Al MANSHUR merupakan kegiatan rutinitas Dua tahun-nan bagi Madrasah Aliyah AL MANSHUR Popongan, yang dimanfaatkan sebagai ajang praktikum mata pelajaran siswa dididik untuk menambah keimanan, menambah wawasan , cinta terhadap alam, serta mampu praktik sholat jama’ qoshor, tahlil
serta ziarah.
Wali adalah sekelompok manusia pilihan Allah SWT, yang di
beri perintah untuk membawa umat ke jalan yang benar dan di ridhoi oleh Allah.
Adapun di sebut Wali Songo , karena Wali yang terkenal dalam menyebarkan Islam
di tanah Jawa berjumlah sembilan orang. Oleh sebab itu, kami mengikuti
Wisata Religi ini, dengan maksud agar kami mendapat gambaran tentang salah satu
Wali Songo dan Waliyullah di Madura, baik silsilahnya, cara
menyebarkan agama dan ajarannya, letaknya, namanya, kisah dan usaha dalam
menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa dan pulau Madura pada khususnya, Indonesia
(Nusantara) pada umumnya.
Selain itu, yang melatar belakangi
untuk membuat karya tulis ini karena untuk menambahi nilai UASBN yang kurang
memenuhi, sehingga dengan penuh tanggung jawab kami melaksanakannya.
Dari hasil laporan ini, diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada kami dan
pengetahuan kepada pembaca tentang tempat – tempat ziarah Wali Songo dan Madura,
yang ada di tanah Jawa dan Madura.
1.2 Tujuan
Kunjungan :
a.
Dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang kisah – kisah Wali-Waliyullah di
Nusantara
b. Sebagai ajang
Rekreasi setelah menghadapi UAMBN,UASBN,UAM dan UN
b. Para siswa dapat melaporkan
perjalanan kisah Waliyullah dalam bentuk karya tulis
c. Para Siswa
dapat lebih mendalami tata cara ziarah
d. Para Siswa
dapat menjalankan/mempraktikkan sholat Jamak Ta’dim dan Jamak Taksir
e Para Siswa
dapat mengetahui tempat-tempat bersejarah Islam
1.3 Tujuan Laporan
1.3.1 Tujuan
dibuatnya laporan ini adalah untuk melengkapi/menambahi nilai UASBN yang masih
dibawah KKM dan juga untuk menambah Wawasan saya,sehingga kami dapat mengembangkan
Ide-ide kami melalui karya tulis ini.
1.3.2 Untuk memberi contoh kepada Adik-adik kelas dalam
menyusun Laporan Wisata religi 2 Tahun berikutnya
1.4
Manfaat
1.4.1 Untuk mengetahui tentang
peninggalan-peninggalan para Waliyulloh, serta sejarah perjuangannya dalam
menyebarkan agama Islam.
1.4.2 Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kita kepada Allah SWT
1.4.3 Untuk menambah pengalaman dan wawasan
ke-Islaman
1.4.4 Selain laporan yang lebih
penting adalah niat kita untuk berziarah dan mendo’akannya, dengan harapan
melalui karomahnya, Allah SWT berkenan menurunkan berkahnya Waliyulloh
kapada kami, Amin Ya Robbal’alamin.
1.4.5 Mengetahui seluk beluk pulau Madura
1.4.6 Dapat mengenal
adat istiadat yang ada di Indonesia.
1.4.7 Menambah
wawasan seluk - beluk objek yang kita datangi.
1.4.8 Mendapat
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
1.4.8 LOKASI
KUNJUNGAN
NO
|
TEMPAT KUNJUNGAN
|
DAERAH
|
1
|
Makam Sunan
Ampel
|
Ampel
Denta,Surabaya
|
2
|
Makam
Syaikhuna Kholil
|
Bangkalan,Madura
|
3
|
Makam KH.Abdurrahman
Wakhid (Gus Dur)
|
Tebu
Ireng,Jombang
|
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ZIARAH
Kata ziarah
menurut bahasa berarti menengok atau mengunjungi, jadi ziarah kubur artinya
menengok atau mengunjungi kubur. Sedangkan menurut syariat islam ziarah bukan
hanya menengok kubur, bukan pula sekedar tahu dimana ia dikubur atau makam,
akan tetapi kedatangan seseorang dengan maksud untuk mendo’akan kepada ahli kubur
yang muslim dan mengirim pahala untuknya. Atas bacaan ayat-ayat Al Qur’an dan
kalimah-kalimah thayyibah seperti tahlil, tahmid, tasbih, shalawat dan
lain-lain .
2.1.1 Manfaat
Ziarah
a) Akan
mengingatkan akhirat dan kematian sehingga dapat memberikan pelajaran dan ibrah
bagi orang yang berziarah.
b) Mendo’akan
keselamatan bagi orang-orang yang telah meninggal dunia.
2.1.2 Tujuan
Ziarah
a. Peziarah
mengambil manfaat dengan mengingat mati dan orang yang telah mati.
b. Orang yang
meninggal mendapat kebaikan dengan perbuatan baik dan salam untuknya serta
mendapat do’a permohonan ampunan.
4.5.0
Ziarah Makam Sunan Ampel,Syaikhuna Kholil, dan KH.Abdurrahman Wakhid
4.1 OBJEK KE 1 :
Ziarah Makam Sunan Ampel
Pada tanggal 14 pukul 21:30 WIB, dengan niat dan
do’a kami mulai berangkat menuju tempat yang pertama yaitu Makam Sunan
Ampel. salah satu wisata religi di Jawa
Timur yang terkenal Wisata Religi Makam Sunan Ampel yang berada di
kawasan kota Surabaya. Makam Sunan Ampel ini berada di daerah belakang
kawasan masjid Ampel tepatnya di Jalan KH Mas Mansyur Kelurahan Ampel ,
Kecamatan Semampir, Surabaya, Jawa Timur. Untuk menuju ke kawasan wisata religi
Sunan Ampel kami dengan mudah dijangkau baik menggunakan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, hal ini dikarenakan kawasan wisata religi makam Sunan Ampel ini berada ditengah – tengah kota
Surabaya.
Masjid yang terkenal masjid terbesar
kedua di kota Surabaya ini selalu ramai oleh peziarah. Sehingga kawasan wisata
religi Sunan Ampel ini setiap harinya banyak didatangi oleh peziarah, dari
berbagai daerah. Hal ini terutama pada hari jumat legi dan atau pada saat
menjelang dan selama bulan puasa, maka peziarah akan bertambah banyak dari hari
biasanya.
Makam Sunan Ampel yang memiliki nama Raden
Mohammad Ali Rahmatullah, berada tepat disebelah Barat Masjid Ampel. Beliau
adalah seseorang yang terkenal memiliki figur yang bijak, alim, berwibawa dan
juga banyak memperoleh banyak simpati dari masyarakat. Para pengunjung harus
melewati sembilan gapura terlebih dahulu agar bisa menuju ke area makam
Sunan Ampel, kesembilan gapura ini sama seperti arah mata angin yang
berjumlah sembilan, hal ini juga berarti melambangkan sembilan wali atau yang
biasa masyarakat kenal dengan sebutan wali songo.
Sejarah
Makam Sunan Ampel
Di daerah sekitar area pemakaman masjid Sunan Ampel juga terdapat makam para santri dari Sunan Ampel, diantara makam – makam santri Sunan Ampel, salah satu yang paling terkenal adalah makam mbah Soleh dan makam mbah Bolong. Mbah Soleh merupakan santri Sunan Ampel yang tugasnya adalah menjaga kebersihan dari pesantren itu sendiri. Sedangkan mbah Bolong atau yang memiliki nama asli Sonhaji ini dikenal ahli sebagai penentu arah mata angin.Keahlian ini berguna untuk menentukan arah doa atau kiblat yang tepat. Mbah Soleh sendiri memiliki makam sebanyak 9 makam, konon ceritanya mbah Soleh ini meninggal hingga 9 kali maka dari itu, makam milik mbah Soleh berjumlah 9.
Di daerah sekitar area pemakaman masjid Sunan Ampel juga terdapat makam para santri dari Sunan Ampel, diantara makam – makam santri Sunan Ampel, salah satu yang paling terkenal adalah makam mbah Soleh dan makam mbah Bolong. Mbah Soleh merupakan santri Sunan Ampel yang tugasnya adalah menjaga kebersihan dari pesantren itu sendiri. Sedangkan mbah Bolong atau yang memiliki nama asli Sonhaji ini dikenal ahli sebagai penentu arah mata angin.Keahlian ini berguna untuk menentukan arah doa atau kiblat yang tepat. Mbah Soleh sendiri memiliki makam sebanyak 9 makam, konon ceritanya mbah Soleh ini meninggal hingga 9 kali maka dari itu, makam milik mbah Soleh berjumlah 9.
Arsiktektur Unik Makam Sunan Ampel
Adanya simbol dari rukun
islam ini menjadi keunikan tersendiri yang dimiliki makam Sunan Ampel. Simbol
rukun islam itu sendiri berupa lima gapura yang ada di sekeliling masjid Sunan
Ampel. Ada lima gapura yaitu gapura munggah, gapura poso, gapura ngamal, gapura
madep, dan juga gapura paneksen. Selain kelima gapura itu, masjid Sunan Ampel
didirikan dengan menggunakan 16 tiang untuk penyangga dan semuanya terbuat dari
keyu jati dengan ketinggian 17 meter tanpa disambung dan juga memilliki
diameter sebesar 60 cm. Tiang – tiang penyanggah tersebut masih tetap kokoh
hingga sekarang bahkan usianya yang mencapai 600 tahun. Sampai pada saat
sekarang ini, keunikan dari kedua arsitektur itu masih dipertahankan
keasliannya.
Keunikan lainnya yang dimiliki
masjid Sunan Ampel adalah terdapatnya menara dengan ketinggian 50 meter, dahulu
menara ini digunakan sebagai tempat adzan. Sebelah menara terdapat pendopo jawa
yang memiliki lambang matahari yang merupakan lambang kejayaan pada jaman
kerajaan Majapahit.dan di Sekitar makam sunan ampel terdapat
sebuah sumur bersejarah, namun sumur ini sudah ditutup dengan alasan untuk
menghindari dari ulah tangan – tangan jahil. Konon air dari sumur itu dipercaya
memiliki kelebihan seperti air sumur zamzam di kota Mekkah.
PENGALAMAN
Dengan di iringi do’a kami memasuki
komplek makam ‘AuliyaAllah Kanjeng Sunan Ampel. Beliau adalah salah satu Wali
Songo yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.Beliau bernama asli Raden
Rahmatullah Dengan
mengucap Assalamu’alaikummm ya Waliyullah saat memasuki sebuah Gapura. Gapura yang saya lewati ketika menuju lokasi
ke Makam Sunan Ampel, yang jika dilihat letaknya maka gapura ini yang disebut
sebagai Gapuro Madep, yang artinya menghadap (kiblat).
Makam Sunan Ampel berada
dalam sebuah kompleks makam yang sangat luas, yang juga menjadi tempat
pemakaman para pengikutnya.
Saya berhenti sejenak di depan makam
yang tengah dikunjungi beberapa peziarah, yaitu Makam Mbah Shonhaji, atau Mbah
Bolong. Konon ketika orang-orang meragukan arah kiblat Masjid Ampel yang
ditetapkannya, Mbah Bolong membuat lubang pada dinding dengan jarinya, dan dari
lubang itu para santri bisa melihat Ka’bah yang berada di Mekah
Gapuro Paneksen yang juga saya
lewati saat menuju ke lokasi Makam Sunan Ampel Surabaya. (PANEKSEN) dalam bahasa
Jawa berarti kesaksian.yang
melambangkan Rukun Islam yang pertama, syahadat, bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan Muhammad adalah utusannya.
Di dalam kompleks makam terdapat
pendopo tempat berteduh, sementara halamanya yang luas dilapis paving block
rapi dan bersih, serta dinaungi beberapa batang pohon pelindung. Kabarnya para
peziarah banyak yang berkunjung pada hari Jumat, atau pada hari libur, dan
semakin banyak lagi menjelang dan selama bulan puasa.
Dan pada pagi hari ini,para peziarah
telah memadati kompleks Makam Sunan Ampel . kami harus mengantri menunggu giliran
.karena sangat banyaknya Jamaah dari berbagai daerah di pulau Jawa,bahkan dari
berbagai daerah di Nusantara yang berdatangan untuk menziarahi Makam Sunan
Ampel ini.sehingga komplek makam bagaikan lautan Manusia. Setelah menunggu
beberapa saat,maka giliran rombongan kami. Setelah masuk, Romo KH.Nasrun
Minallah langsung memimpin Dzikir dan Tahlil dengan di awali Lafadz {assalamu’alaikumm ya waliyullah 3x..sunan
Ampel,shohibal karomati,ji’naka zaa iriina wa ‘ala maqomika wa qifinn} hati kami bergetar seperti
sedang berbicara langsung dengan sunan Ampel. Setelah itu Romo KH.Nasrun
Minallah meminpin tahlil . para dewan guru dan para siswa,terlihat sangat
khusyuk dalam melantunkan Dzikir dan Tahlil. Setelah selesai dilanjut dengan
do’a.dengan penuh khusyuk kami mengamini.setelah selesai kamipun kembali di Bus
dan melanjutkan ke tempat berikutnya yaitu Makam Syaikhuna Kholil Bangkalan,Madura.
OBJEK KE 2: Ziarah Makam Syaikhuna
Kholil Bangkalan
4.2:Sekilas
Biografi Syaikhuna Kholil
KH Kholil Bangkalan
Madura lahir pada Hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau
27 Januari 1820 M, Abdul Lathif seorang Kyai di Kampung Senenan, Desa
Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura,
Jawa Timur, merasakan kegembiraan yang teramat sangat. Karena hari itu, dari
rahim istrinya lahir seorang anak laki-laki yang sehat, yang diberinya nama
Muhammad Kholil, yang kelak akan terkenal dengan nama Mbah Kholil. KH. Abdul
Lathif sangat berharap agar anaknya di kemudian hari menjadi pemimpin umat,
sebagaimana nenek moyangnya. Seusai mengadzani telinga kanan dan mengiqamati
telinga kiri sang bayi, KH. Abdul Lathif memohon kepada Allah agar Dia meMbah
Kholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai
pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim,
anak dari Kyai Abdul Karim. Yang disebut terakhir ini adalah anak dari Kyai
Muharram bin Kyai Asror Karomah bin Kyai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid
Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati. Maka tak salah kalau KH. Abdul Lathif
mendambakan anaknya kelak bisa mengikuti jejak Sunan Gunung Jati karena memang
dia masih terhitung keturunannya. Oleh ayahnya, ia dididik dengan sangat ketat.
Mbah Kholil kecil memang menunjukkan bakat yang istimewa, kehausannya akan
ilmu, terutama ilmu Fiqh dan nahwu, sangat luar biasa. Bahkan ia sudah hafal
dengan baik Nazham Alfiyah Ibnu Malik (seribu bait ilmu Nahwu) sejak usia muda.
Untuk memenuhi harapan dan juga kehausannya mengenai ilmu Fiqh dan ilmu yang
lainnya, maka orang tua Mbah Kholil kecil mengirimnya ke berbagai pesantren
untuk menimba ilmu. KH. Muhammad Kholil Bangkalan Madura, Wafat pada tanggal 29
Ramadhan 1341 H/ 14 Mei 1923
M.
PENGALAMAN
Dari Ampel,Surabaya Menuju
Bangkalan,Madura.kami menempuh sekitar 3 jam perjalanan dengan menyebrangi
Jembatan Suramadu,yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Madura. Kami sampai di
Bangkalan pada pukul 10:00 .Setelah turun,kami langsung menuju Masjid Syaikhuna
Kholil Bangkalan. Arsiktektur Masjid ini sungguh indah. Dengan ornamen-ornamen
Timur-tengah,dengan di hiasi Khot Tsulusi yang indah memukau. Di tambah dengan
Menara Masjid yang tinggi menjulang yang konon tingginya mencapai 60 meter.
Dibagian samping masjid terdapat tiang penyangga yang berjumlah 5 yang
melambangkan Rukun Islam.banyak para peziarah yang mengabdikan keindahan masjid
ini dengan berselvy selvy,tak terkecuali kami dan kawan kawan asyik dengan hp
selvynya. Setelah puas berfoto foto,kami menuju tempat Wudhu,untuk berwudhu .
setelah ber wudhu,kami masuk masjid. Di dalam masjid inilah Syaikhuna Kholil di
semayamkan . didalam masjid kami melihat terdapat banyak hiasan-hiasan
kaligrafi yang indah yang hampir menghiasi keseluruhan Ruang Masjid. Yang
berwarna coklat, Terdapat 4 penyangga masjid yang berukuran besar. Sedangkan
letak makam Syaikhuna kholil terdapat pada sisi kanan masjid tepat di samping
pengimaman. Makam Syaikhuna Kholil di pagari dengan pagar besi yang berbentuk
persegi. Para peziarah di larang untuk menyentuh Makam. Sama seperti di Makam
Sunan Ampel,kami serta rombongan menunggu giliran,karena sangking banyaknya
peziarah, setelah menunggu beberapa saat,kami mendapat giliran untuk menziarahi
makam Syaikhuna Kholil. Romo KH.Nasrun Minallah menyuruh kami duduk merapat,
dan tahlil pun di mulai . dengan khusyuk kami berdzikir dan mengirim do’a
kepada Syaikhuna Kholil Bangkalan. Supaya kami mendapat berkah dari beliau.setelah
tahlil selesai Romo KH.Nasrun Minallah menyuruh kami agar Sholat Jamak Qosor.
Karena sudah masuk waktu Dzuhur. Secara berjamaah kami sholat Jamak Qoshor 2
rokaat 2 rokaat di lantai atas. Setelah sholat kami pergi ke utara Masjid yang
terdapat berbagai oleh-oleh khas Madura, kami jumpai ada yang menjual
clurit,golok,pisau,serta pernak-pernik yang menarik dan indah. Setelah puas
berbelanja kami pun kembali ke bus . dan melanjutkan ke tujuan berikutnya,yaitu
Pantai Suramadu .tetapi di saat dipertengahan jalan . jalan menuju pantai
sangat macet . sehingga pihak panitia
membatalkan wisata ke pantai Suramadu . dan perjalanan di lanjutkan ke tempat
berikutnya yaitu Makam KH.Abdurrahman Wakhid (Gus Dur) yang berada di Tebu
Ireng,Jombang,Jawa Timur
4.3 OBJEK KE 3 :Ziarah Makam
KH.Abdurrahman Wakhid Jombang
Perjalanan dari
Bangkalan menuju Jombang memakan waktu yang lama yaitu 5 jam perjalanan . kami
sampai di Jombang pada pukul 17:55 di saat Adzan Maghrib dikumandangkan . dan
sampai di Tebu Ireng pukul 18:15 . setelah sampai kami dan rombongan
beristirahat sebentar . setelah di cukup kami mulai memasuki jalan masuk menuju
makam Gus Dur . sebelum ke makam kami dan kawan-kawan berjalan kaki menuju
Masjid Tebu Ireng. Untuk Mandi dan Wudhu . Masjid Tebu Ireng inilah yang
menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Tebu Ireng yang didirikan oleh
Hadrotussyaikh Romo KH.Hasyim A’syari yang merupakan kakek dari Gus Dur . di
sebelah selatan Masjid, terdapat Pondok Pesantren Putri Tebu Ireng yang
Megah.dan di ujung barat Masjid terdapat Museum Islam yang dibangun,yang akan
menjadi tempat wisata ke 2 setelah Makam Gus Dur. Bangunan museum berbentuk
persegi panjang yang atasnya tiang penyangganya terbuat dari kayu dan di tepian
baratnya terdapat Taman Bunga yang indah.
Setelah mandi dan wudhu kami pun sholat Jamak
Taksir Maghrib dan Isya’ yang di imami
oleh kawan kami Siraj Nouval Labib . setelah Sholat kami melihat-lihat Masjid .
di masjid Tebu Ireng di dalamnya di dominasi oleh Santriwati-santriwati yang
sedang Tadarus,ada yang sedang ngrumpi Dll.. karena masjid ini Bersebelahan
dengan Pondok Putri Tebu Ireng.sedangkan Pondok Putranya terdapat di sebelah
Makam keluarga besar Hadrotussyaikh Romo KH.Hasyim As’yari. Setelah puas
melihat masjid kami dan kawan-kawan pergi menuju Makam Gus Dur . di sekitar
jalan sekitar Makam,terdapat berbagai macam Warung yang menjual Makanan Khas
Jombang,yang paling menarik ialah Bakso yang berukuran jumbo Khas Jombang yang
harganya Rp.5000, Banyak di antara kami
yang membelinya karena rasanya juga lezat. Setelah puas memakan bakso
jumbo.kami di panggil Gus ‘Amma untuk segera berkumpul di depan Gerbang masuk
Makam yang berbentuk lorong yang panjangnya mencapai 200 meter. Kami menunggu
sekitar 30 Menit karena Makam Gus Dur tidaklah buka 24 jam,Namun sudah ada
Jadwal Kunjungan yaitu pada tabel berikut ini
NO
|
WAKTU KUNJUNGAN
|
PUKUL
|
|
1
|
SIANG
|
07.00-16.00 WIB
|
|
2
|
MALAM
|
20.00-03.00 WIB
|
Ketika pukul 20.00 WIB gerbang
utama makam di buka dan langsung di serbu oleh para peziarah makam Gus Dur maka
kami besrta rombongan dengan di pimpin oleh Romo KH.Nasrun Minallah kami
memasuki lorong menuju Makam Gus Dur . Gerbang utama menuju makam ini di bangun
tahun 2013 oleh keluarga besar Hadrotussyaikh Romo KH.Hasyim As’yari. Dengan
diameter tinggi sekitar 20 meter dan panjang lorong mencapai 200 meter. Di
dalam lorong di kanan-kiri terdapat toko/butik yang menjual berbagai pernak
pernik,baju Muslim,kaus bergambar Gus Dur,Peci,Kopiah,Gamis,Sarung,Minyak
Wangi,Buku-buku karya Gus Dur Dan lain-lain.
Dan dilorong
terdapat juga Karikatur Peta yang menunjukan wilayah sekitar Pondok Pesantren
Tebu Ireng.
Setelah puas melihat-lihat kami
pun,beserta rombongan memasuki kompleks Makam Gus Dur, lalu duduk bersila.
Setelah itu Romo KH.Nasrun Minallah memulai memimpin membaca Dzikir Tahlil
dengan diikuti para Dewan Guru dan Siswa-siswi MA AL MANSHUR. suasananya tampak
ramai dengan Dzikir,Tahlil,dan Sholawat yang bersahut-sahutan yang menggema dan
menggetarkan hati dengan penuh khusyuk mengharap Ridho ilahi robbi, dan
mengharap keberkahan dari para AuliyaAllah ini.
Makam Gus Dur ini
bersebelahan dengan makam sang kakek yaitu Hadrotussyaikh KH.Hasyim As’yari dan
disamping kanan nya,yaitu makam sang ayah yang bernama KH.Wakhid Hasyim .
Dengan di pagari besi yang memagari Makam-makam keluarga besar Hadratussyaikh
KH.Hasyim As’yari . disekitar makam dibangun bangunan pendopo untuk para
peziarah. Setelah selesai Tahlil kamipun beranjak keluar dari kompleks makam
Gus Dur. Dan menuju Bus. Untuk pulang ke Pondok Pesantren Tercinta AL MANSHUR
Dari Jombang sekitar pukul 22.30 WIB kami melanjutkan perjalanan
untuk pulang, dan istirahat sejenak di Kota Ngawi. Perjalan pulang memakan
waktu sekitar 4
Jam. Dan kami tiba di Popongan pukul 04:15 WIB saat Adzan Sholat Shubuh.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah kami
melaksanakan Ziarah selama 2 hari kami dapat mengambil hikmah
sebagai berikut:
a.
Kami memperoleh ketenangan hati
b. Dapat meningkatkan rasa
perikemanusiaan
c.
Dengan
melaksanakan Ziarah Wali Songo kita dapat melakukan amal ibadah dengan baik
d. Dapat meningkatkan rasa keimanan dan
ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.
C. Saran – Saran Kami ingin menyampaikan beberapa
hal kepada pembaca, antara lain :
a.
Selama melaksanakan ziarah hendaknya
perbanyaklah membaca shalawat dan mendoakan para wali, ingat jangan sampai kita
memohon kepada wali yang menyebabkan kita menjadi Musryik.
b. Jangan mudah tergoda oleh rayuan
pedagang asongan
c.
Dalam
membuat makalah hendaknya memiliki buku tentang para wali agar memudahkan dalam
penyusunan suatu makalah
d. Setelah pembaca mengetahui isi Dari
pembahasan diatas, kami berharap dapat meningkatkan rasa iman dan taqwa kepada
Allah SWT.
D. Kesan
Dalam ziarah ini kami merasa sangat menyenangkan. Karena
selama perjalanan kami tidak merasa januh
dan bosan. Banyak sekali pengalaman – pengalaman yang dapat kami jadikan
pelajaran baru untuk menunjang kehidupan selanjutnya. Kebersamaan merupakan
salah satu pengalaman yang dapat kami ambil dari sana.
DAFTAR PUSTAKA
MB. Rhimsyah. Tanpa tahun. Kisah Wali Songo Penyebar Agama Islam Di
Pulau Jawa. Surabaya Penerbit: Karya Gemilang Utama.
http://www.bloggerlombok.com/2011/11/metode-observasi.html
www. Sarjanaku.com>Home>skripsi
Laporan cukuo sompel dan bagus, dapat menjadiindpirasi terimakasih
BalasHapus